Saturday, October 6, 2018

Materi 4 : LANDASAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM

Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan, pengertian sejenis menyebutkan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa.

Peserta didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan (fisik, intelektual, social emosional, moral, dan sebagainya). Tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah membantu untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didiknya berdasarkan tugas–tugas perkembangannya. Dengan menerapkan landasan psikologi dalam proses pengembangan kurikulum diharapkan dapat diupayakan pendidikan yang dilaksanakan relevan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi/bahan yang harus diberikan/dipelajari peserta didik, maupun dari segi penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian dari unsur–unsur upaya pendidikan lainnya.
Pada dasarnya terdapat dua cabang ilmu psikologi yang berkaitan erat dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar

Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. 

Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Karakteristik perilaku tiap individu pada tiap tingkat perkembangan merupakan kajian yang terdapat dalam cabang psikologi perkembangan. Oleh sebab  itu, dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan kurikulum. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara/metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam hal penentuan isi kurikulum yang diberikan/dipelajari peserta didik, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta manfaatnya yang disesuaikan dengan tahap dan tugas perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan sumbangan terhadap pengembangan kurikulum terutama berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik harus mempelajarinya, berarti berkenaan dengan strategi pelaksanaan kurikulum.

1. Psikologi Perkembangan dan Kurikulum
Anak sejak dilahirkan sudah memperlihatkan keunikan–keunikan yang berbeda satu sama lainnya, seperti pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan dan gerakan–gerakan tubuhnya. Hal ini menggambarkan bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang. Di dalam psikologi perkembangan terdapat banyak pandangan ahli berkenaan dengan perkembangan individu pada tiap–tiap fase perkembangan.
Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum, antara lain;
  1. Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya,
  2. Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti) yang harus dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula pembelajaran pilihan sesuai minat dan bakat anak,
  3. Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik,
  4. Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.
Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak sebagai peserta didik terhadap proses pembelajaran (actual curriculum) dapat diuraikan sebagai berikut;
  1. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik,
  2. Bahan/materi pembelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak,
  3. Strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak,
  4. Media yang digunakan selalu menarik perhatian dan minat anak didik, dan
  5. Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan dilaksanakan secara terus – menerus.
2. Psikologi Belajar dan Kurikulum
Merupakan suatu cabang ilmu yang mengkaji bagaimana individu belajar. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar berasal dari kata ajar yang berarti suatu petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui/diturut. Segala perubahan perilaku yang trejadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar. Perubahan yang terjadi secara insting/terjadi  karena secara kebetulan bukan termasuk belajar.

Psikologi belajar yang berkembang sampai saat ini, pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 3 kelas, antara lain ;
a. Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty theory)
Menurut teori ini anak sejak dilahirkan memiliki potensi atau daya tertentu (faculties) yang masing–masing memiliki fungsi tertentu, seperti potensi/daya mengingat, daya berpikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan sejenisnya. Potensi–potensi tersebut dapat dilatih agar dapat berfungsi secara optimal,daya berpikir anak sering dilatih dengan pembelajaran berhitung misalnya, daya mengingat dilatih dengan menghapal sesuatu. Daya yang telah terlatih dipindahkan ke dalam pembentukan lain. Pemindahan (transfer) ini mutlak dilakukan melalui latihan (drill), karena itu pengertian pembelajaran dalam konteks ini melatih anak didik dalam daya-daya itu, cara pembelajaran pada umumnya melalui hafalan dan latihan-latihan.

b. Behaviorisme
Dalam aliran behaviorisme ini, terdapat 3 rumpun teori yang mencakup teori koneksionisme/asosiasi, teori kondisioning, dan teori operant conditioning (reinforcement). Behaviorisme muncul dari adanya pandangan bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu dipengaruhi oleh lingkungan (keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat. Behaviorisme menganggap bahwa perkembangan individu tidak muncul dari hal yang bersifat mental, perkembangan hanya menyangkut hal yang bersifat nyata yang dapat dilihat dan diamati.
Menurut teori ini kehidupan tunduk pada hukum S – R (stimulus – respon) atau aksi-reaksi. Menurut teori ini, pada dasarnya belajar merupakan hubungan respon – stimulus. Belajar merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus – respon seoptimal mungkin. Tokoh utama teori ini yaitu Edward L. Thorndike yang memunculkan tiga teori belajar yaitu, law of readiness, law of exercise, dan law of effect. Menurut hukum kesiapan (readiness) hubungan antara stimulus dengan respon akan terbentuk bila ada kesiapan pada system syaraf individu. Hukum latihan/pengulangan (exercise/repetition) stimulus dan respon akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang – ulang. Hukum akibat (effect) menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan.

c. Organismic/Cognitive Gestalt Field
Menurut teori ini keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap sebagai makhluk yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Stimulus yang hadir diseleksi menurut tujuannya, kemudian individu melakukan interaksi dengannya terus-menerus sehingga terjadi suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini guru lebih berperan sebagai pembimbing bukan sumber informasi sebagaimana diungkapkan dalam pandangan koneksionisme, peserta didik lebih berperan dalam hal proses pembelajaran, belajar berlangsung berdasarkan pengalaman yaitu kegiatan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar menurut teori ini bukanlah sebatas menghapal tetapi memecahkan masalah, dan metode belajar yang dipakai adalah metode ilmiah dengan cara anak didik dihadapkan pada suatu permasalahan yang cara penyelesaiannya diserahkan kepada masing-masing anak didik yang pada akhirnya peserta didik dibimbing untuk mengambil suatu kesimpulan bersama dari apa yang telah dipelajari.

Permasalahan :

Psikologi perkembangan memandang aspek kesiapan peserta didik dalam proses pelaksanaan kurikulum, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum perlu memandang dan memperhatikan faktor psikologi perkembangan dari tiap-tiap peserta didik.
Tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah membantu untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didiknya berdasarkan tugas–tugas perkembangannya. Dengan mengaitkan 4 komponen kurikulum yang diketahui, menurut anda bagaimana caranya guru bisa mengembangkan psikologi perkembangan tiap-tiap peserta didik dengan optimal, sedangkan guru hanya seorang diri yang mengamati secara keseluruhan, tapi jika guru tidak mampu mengembangkan psikologi peserta didik bagaimana pengaruhnya?

19 comments:

  1. menjawab pertanyaan kak melda, guru dapat mengembangkan psikologi peserta didik dengan melakukan pendekatan dan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi kelas. anak" yang memiliki intelegensi yang tinggi diberi pengayaan dan untuk anak" yang memiliki intelegensi rendah diberi tugas yang membuat mereka merasa ingin tahu

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan saudari Rina,

      Delete
    2. saya sedikit menambahkan mengenai permasalahan kaka, mengenai "bagaimana caranya guru bisa mengembangkan psikologi perkembangan tiap-tiap peserta didik dengan optimal, sedangkan guru hanya seorang diri yang mengamati secara keseluruhan, tapi jika guru tidak mampu mengembangkan psikologi peserta didik bagaimana pengaruhnya?"

      Delete
    3. Seorang guru di tuntut untuk kereatif, seorang guru yang kreatif ia mampu menyusun rancangan proses pembelajaran yang mempertimbangkan berbagai aspek termasuk karakteristik siswa, sehingga hasil yang akan dicapai dapat optimal.

      Delete
    4. terimakasih atas jawaban saudari Rina, berdasarkan dari paparan pendapat yang anda sampaikan dimana kaitannya dengan komponen pengembangan kurikulum?

      Delete
    5. saya sependapat dengan kak rina dan bang sugeng mengeai permasalahan ini, lalu saya akan menanggapi pertaanyaan yang kak melda tanyakan lagi tentang dimana kaitannya dengan komponen pengembangan kurikulum, menurut saya hal ini terdapat pada komponen strategi dan meode dalam pelaksanaan proses pemebelajaran.

      Delete
    6. dimana kaitannya dengan komponen pengembangan kurikulum?
      Psikologi Perkembangan dan Kurikulum --> Anak sejak dilahirkan sudah memperlihatkan keunikan–keunikan yang berbeda satu sama lainnya, seperti pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan dan gerakan–gerakan tubuhnya. Hal ini menggambarkan bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang. Di dalam psikologi perkembangan terdapat banyak pandangan ahli berkenaan dengan perkembangan individu pada tiap–tiap fase perkembangan.
      Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum, antara lain;
      Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya,
      Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti) yang harus dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula pembelajaran pilihan sesuai minat dan bakat anak,
      Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik,
      Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.

      Delete
  2. Mencoba menjawab permasalahan kk melda. Dengan mengkaitkan 4 komponen penting dalam kurikulum yaitu dalam tujuan disini guru harus mrumuskan tujuan pembelajaran secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik. Karena tujuan inilah yg akan di wujudkan melalu 3 komponen berikutnya. Untuk isi atau materi pelajaran guru harus memberikan materi sesuai dengan kebutuhan minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah di terima oleh anak. Tidak bersifat abstrak. Dalam strategi yaitu suatu cara untuk melaksanakan tujuan dan pnyampaian materi tdi. Nah guru disinu bisa memberikan strategi pembelajaran yg sesuai dengan tahap perkembngan anak. Media yg digunakan juga harus menarik perhatian dan minat anak didik. Sehingga psikologi perkembngn nya terwujud. Kemudian untuk evaluasi disini guru harus membuat sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambunhan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan dilaksanakn secara terus menerus. Sehingga perkembangan anak didik bisa diukurn dan di lihat perubahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas jawaban saudari dian, cukup menarik pendapat yang anda sampaikan cara pengoptimalan psikologis perkembangan peserta didik oleh guru menurut versi anda, lalu bagaimana jika guru tidak mampu mengembangkan hal seperti yang anda paparkan tersebut? bagaimana pengaruhnya dengan psikologi perkembangan siswa?

      Delete
  3. Tapi bagaian jika guru tidak mampu mengembangkan psikologi peserta didik bagaimana pengaruhnya?"
    Menurut saya tentu saja proses pembelajaran yang trjadi tidak optimal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya akan menambahkan jawaban sugeng yakni, jika guru tidak dapat mengembangkan psikologi siswa maka akan berpengaruh dengan hasil proses pembelajaran, nah oleh sebab itu guru harus memiliki kecakapan pedagogik lebih dalam mengenai psikologi siswa serta tugas belajarnya berdasarkan tingkat perkembangannya

      Delete
    2. Saya sependapat dengan bang sugeng dan kak rini, dan ingin menambahkan sedikit yaitu jika guru tidak mampu mengembangkan psikologi bagaimana pengaruhnya tentu berpengaruh pada proses pengembangan kurikulum yang seharusnya diharapkan dapat diupayakan pendidikan yang dilaksanakan relevan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi/bahan yang harus diberikan/dipelajari peserta didik, maupun dari segi penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian dari unsur–unsur upaya pendidikan lainnya.

      Delete
    3. makanya itu guru mesti belajar psikologi anak untuk pendidikan

      Delete
  4. 4 komponen penting dalam kurikulum yaitu dalam tujuan disini guru harus mrumuskan tujuan pembelajaran secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik. Karena tujuan inilah yg akan di wujudkan melalu 3 komponen berikutnya. Untuk isi atau materi pelajaran guru harus memberikan materi sesuai dengan kebutuhan minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah di terima oleh anak. Tidak bersifat abstrak. Dalam strategi yaitu suatu cara untuk melaksanakan tujuan dan pnyampaian materi tdi. Nah guru disinu bisa memberikan strategi pembelajaran yg sesuai dengan tahap perkembngan anak. Media yg digunakan juga harus menarik perhatian dan minat anak didik. Sehingga psikologi perkembngn nya terwujud. Kemudian untuk evaluasi disini guru harus membuat sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambunhan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan dilaksanakn secara terus menerus. Sehingga perkembangan anak didik bisa diukurn dan di lihat perubahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali bahwa ada 4 komponen penting dalam kurikulum yaitu dalam tujuan disini guru harus mrumuskan tujuan pembelajaran secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik. Karena tujuan inilah yg akan di wujudkan melalu 3 komponen berikutnya. Untuk isi atau materi pelajaran guru harus memberikan materi sesuai dengan kebutuhan minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah di terima oleh anak. Tidak bersifat abstrak. Dalam strategi yaitu suatu cara untuk melaksanakan tujuan dan pnyampaian materi tdi. Nah guru disinu bisa memberikan strategi pembelajaran yg sesuai dengan tahap perkembngan anak. Media yg digunakan juga harus menarik perhatian dan minat anak didik. Sehingga psikologi perkembngn nya terwujud

      Delete
    2. saya sependapat dengan rekan-rekan sekalian bahwa terdapat 4 komponen penting dalam kurikulum yaitu dalam tujuan disini guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik. Karena tujuan inilah yg akan di wujudkan melalu 3 komponen berikutnya. Untuk isi atau materi pelajaran guru harus memberikan materi sesuai dengan kebutuhan minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah di terima oleh anak.Tidak bersifat abstrak. Dalam strategi yaitu suatu cara untuk melaksanakan tujuan dan pnyampaian materi tdi. Nah guru disinu bisa memberikan strategi pembelajaran yg sesuai dengan tahap perkembngan anak. Media yg digunakan juga harus menarik perhatian dan minat anak didik. Sehingga psikologi perkembngn nya terwujud. Kemudian untuk evaluasi disini guru harus membuat sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambunhan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan dilaksanakn secara terus menerus. Sehingga perkembangan anak didik bisa diukurn dan di lihat perubahannya.

      Delete
  5. Tentu dalam membuat suatu kurikulum memperhatikan 4 komponen, dan pastinya landasan psikologis terintegrasi dalam 4 komponen itu. Misal dalam perumusan tujuan kurikulum disesuaikan dengan landasan di indonesia mengenai pancasila ingin memajukan kesejahteraan umum dan kecerdasan bangsa serta melalukan permusyawarahan dalam menyelesaikan suatu tugas. Nah ini sesuai dengan psikologis anak-anak di Indonesia yang suka bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya, maka disusunlah suatu strategi dan metode yang mendukung yaitu pembelajaran yang disisipi diskusi seperti cooperative, CTL, inquiry. Jadi kesimpulannya tujuan utama dalam pembelajaran serta metode yang digunakan harus menggambarkan watak keseluruhan murid secara umum, jadi guru tidak terlalu sulit dalam mengamati.

    ReplyDelete
  6. saya sependapat dengan teman" diatas bahwa dengan mengaitkan 4 komponen kurikulum dangan desain yang memperhatikan perkembangan psikologi dan psikologi pembelajaran. maka, perkembangan psikologi siswa tidaklah akan memburuk. walaupun psikologi anak tidak dapat terkontrol oleh guru sepenuhnya. karena banyak faktor lain yang mempengaruhi psikologi anak.

    ReplyDelete
  7. pada umumnya, psikologis anak-anak di Indonesia suka bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya, guru bisa memanfaatkan fenomena ini dalam menyusun strategi pembelajaran. maka disusunlah suatu strategi dan metode yang mendukung yaitu pembelajaran yang disisipi diskusi seperti cooperative, CTL, inquiry. Jadi kesimpulannya tujuan utama dalam pembelajaran serta metode yang digunakan harus menggambarkan watak keseluruhan murid secara umum, jadi guru tidak terlalu sulit dalam mengamatguru dapat mengembangkan psikologi peserta didik dengan melakukan pendekatan dan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi kelas. anak" yang memiliki intelegensi yang tinggi diberi pengayaan dan untuk anak" yang memiliki intelegensi rendah diberi tugas yang membuat mereka merasa ingin tahu

    ReplyDelete

Materi 14 : INOVASI SINTAK 5E DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Learning Cycle         Siklus belajar 5E  (learning cycle 5E)   adalah salah satu model konstruktivis lengkap dalam kasus pembelajaran b...