Artificial
intelligence atau kecerdasan buatan merupakan sebuah trend perkembangan
teknologi mutakhir, bahkan memegang peranan kunci dalam perkembangan teknologi.
Pemikiran tentang artificial intelligence berawal dari sebuah filosofi bahwa
kecerdasan manusia dapat diterapkan dalam teknologi. Hal ini terbukti saat ini
dimana perkembangan teknologi dapat membuat terperangah akan kecerdasan
buatannya sendiri. Contoh kecil kecil misalnya, dalam hal perhitungan,
kalkulator memiliki kecepatan dan keakuratan yang lebih tepat daripada
perhitungan manual manusia itu sendiri. Perkembangan computer dan robotika,
serta teknologi lain, membuat manusia cemburu terhadap hasil ciptaannya
sendiri.
Manusia
dalam bidang keilmuan disebut dengan istilah homo sapiens, karena memiliki
kemampuan mental, intellegence, yang sangat penting untuk menopang
kehidupan sehari-hari. Lebih dari 2000 tahun, sudah ada usaha-usaha yang
dilakukan oleh para ahli untuk mempelajari mengapa manusia bisa menerima
rangangan kemudian berespon dan sikap lain yang menunjukkan “kepandaiannya”,
namun istilah artificial intelligence (AI) baru diusulkan sekitar tahun 1956.
AI telah mempengaruhi banyak bidang mulai dari bidang-bidang yang bersifat
umum, seperti usaha mempelajari bagaimana sebenarnya manusia berpikir dan
dirumuskan dalam notasi matematika sampai dengan bidang khusus, seperti
bagaimana komputer bisa memainkan catur untuk melawan juara dunia catur.
Artificial
intelligence adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang hampir mirip dengan
otak manusia. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau
ketajaman dalam berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu
masalah. Secara awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem
saraf, atau sensor atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin yang hamper
mirip dengan otak manusia. Sebenarnya kecerdasan buatan merujuk kepada mesin
yang mampu untuk berpikir seperti manusia, menimbang tindakan yang akan
diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.
A.
Defenisi
Artificial Intelligence
Apakah Artificial
Intelligence (AI) atau Intelegensi Buatan atau kepintaran buatan itu? AI
dapat didefinisikan sebagai suatu mesin atau alat pintar (biasanya adalah suatu
komputer) yang dapat melakukan suatu tugas yang bilamana tugas tersebut
dilakukan oleh manusia akan dibutuhkan suatu kepintaran untuk melakukannya.
Definisi ini tampaknya kurang begitu membantu, karena beberapa ahli
berpendapat, kepintaran seperti apakah yang dapat dikategorikan sebagai artificial
intelleigence.
Menurut
Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum, Artificial Intellegence adalah sebagian
dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem komputer
yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir seperti
manusia.
Kecerdasan
buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti
ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam
suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat
dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan
antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy,
jaringan syaraf tiruan dan robotika (wikipedia).
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan
instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal
yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H. A. Simon [1987]).
Kecerdasan
Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan
hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and
Knight [1991]).
Kecerdasan
Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi
pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan,
dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan
sejumlah aturan (Encyclopedia Britannica).
B.
Sejarah
Artifisial Intelligensi
Pada awal
abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa
melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin
penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Charles Babbage dan Ada Lovelace
bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.
Mulai
sekitar abad 18 sebagaimana mesin telah menjadi lebih kompleks, usaha yang
keras telah dicoba untuk menciptakan manusia imitasi. Pada tahun 1736 seorang
penemu dari perancis, Jacques de Vaucanson (1709-1782) membuat suatu mesin
pemain seruling berukuran seperti seorang manusia yang dapat memainkan 12
melodi nada. Tidak hanya ini saja, mekanik tersebut dapat memindahkan bibir dan
lidahnya secara nyata untuk mengontrol arus dari angin ke dalam seruling.
Pada tahun
1774 seorang penemu dari perancis, Pierre Jacques Drotz mencengangkan
masyarakat Eropa dengan suatu automation berukuran sekitar seorang anak
laki-laki yang dapat duduk dan menulis suatu buku catatan. Penemuan ini
kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya, yaitu automation yang berupa seorang gadis
manis yang dapat memainkan harpsichord. Semuanya itu masih merupakan
proses mekanik yang melakukan gerak dengan telah ditentukan terlebih dahulu.
Manusia
masih berusaha untuk menciptakan mesin yang lainnya. Pada tahun 1769, dataran
Eropa dikejutkan dengan suatu permainan catur yang dapat menjawab
langkah-langkah permainan catur yang belum ditentukan terlebih dahulu. Mesin
ini disebut dengan Maelzel Chess Automation dan dibuat oleh Wolfgang Von
Kempelan (1734-1804) dari Hungaria. Akan tetapi mesin ini akhirnya terbakar
pada tahun 1854 di Philadelphia Amerika Serikat. Banyak orang tidak percaya
akan kemampuan mesin tersebut. Dan seorang penulis dari Amerika Serikat, Edgar
Allan Poe (1809-1849) menulis sanggahan terhadap mesin tersebut, dia dan
kawan-kawannya ternyata benar, bahwa mesin tersebut adalah tipuan, dan
kenyataannya bukanlah aoutomation, tetapi merupakan konstruksi yang sangat baik
yang dikontrol oleh seorang pemain catur handal yang bersembunyi di dalamnya.
Usaha untuk
membuat konstruksi mesin permainan terus dilanjutkan pada tahun 1914, dan mesin
yang pertama kali didemonstrasikan adalah mesin permainan catur. Penemu mesin
ini adalah Leonardo Torres Y Quevedo, direktur dari Laboratorio de
Automatica di Madrid, Spanyol. Beberapa tahun kemudian, ide permainan catur
dikembangkan dan diterapkan di komputer oleh Arthur L. Samuel dari IBM dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Claude Shannon.
Bertrand
Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan “Principia Mathematica”, yang
merombak logika formal Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan
"Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas" pada 1943
yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.
Tahun
1950-an adalah periode usaha aktif dalam artificial intellegence. Program
program artificial intellegence pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk
menjalankan mesin “Ferranti Mark I” di University of Manchester (UK): sebuah
program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program
permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah
"Artificial Intelligence/kecerdasan buatan" pada konferensi pertama
yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa
pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test"
sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph
Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan
psikoterapi Rogerian.
Selama tahun
1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan
simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program
berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin
Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas
jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer
Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk
representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang
kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan
kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang
kusut secara mandiri.
Pada tahun
1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan
balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an
ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang artificial intelligence dan
demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah
komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan
6 game yang terkenal pada tahun 1997.
C.
Pendekatan
Pada Pengembangan Artificial Intelligence
Pendekatan
yang digunakan dalam pengembangan artificial intelligence (kecerdasan buatan)
menganut beberapa prinsip:
a.
Strong
Artificial Intelligence: pendekatan ini ingin menuju ke pembuatan suatu mesin
yang bisa benar benar berpikir dan memecahkan masalah. Mesin mesin ini harus
sadar akan dirinya dan kemampuannyamintelegensianya secara umum harus tidak
bisa dibedakan dengan intelegensia seorang manusia. Optimisme berlebihan di
sekitar tahun 1950 dan 1960 berkenaan dengan Strong AI telah memberi jalan bagi
appresiasi tingkat kesulitan yang sangat tinggi untuk masalah tersebut.
Pendekatan ini mempertahankan bahwa mesin yang di program dengan cukup akan
mampu untuk memiliki keadaan mental kognitif (cognitive mental state).
b.
Weak
Artificial Intelligence: Pendekatan ini berurusan dengan pembuatan Kecerdasan
buatan di komputer yang tidak benar benar bisa berpikir dan memecahkan masalah,
namun bisa berprilaku seakan akan ia memiliki kecerdasan. Pendekatan ini
menyatakan bahwa sebuah mesin yang di program dengan cukup akan dapat meniru
pemikiran manusia.
c.
Applied
ArtificialIntelligence: Pendekatan ini berusaha menghasilkan suatu sistem
cerdas yang secara komersial dapat digunakan, sebagai contoh sebuah sistem
keamanan yang dapat mengenali wajah orang yang boleh memasuki gedung.
Pendekatan ini sudah mengalami cukup banyak sukses.
d.
Coginitive
Artificial Intelligence: Pendekatan ini memandang komputer sebagai alat untuk
mengetes teori tentang bagaimana otak manusia bekerja. Sebagai contoh teori
tentang bagaimana cara kita mengenali wajah, dan benda benda lainnya, atau
bagaimana kita memecahkan masalah yang abstrak.
D.
Jenis-Jenis
Artificial Intelligence
Secara garis
besar, artificial intellegence terbagi ke dalam dua faham pemikiran yaitu
artificial intellegence Konvensional dan Kecerdasan Komputasional.
Artificial
intellegence konvensional kebanyakan melibatkan metoda-metoda yang sekarang
diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan
analisis statistik. Dikenal juga sebagai artificial intellegence simbolis,
artificial intellegence logis, artificial intellegence murni dan artificial
intellegence cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence).
Metoda-metodanya meliputi:
- Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
- Pertimbangan berdasar kasus
- Jaringan Bayesian
- Artificial intellegence berdasar tingkah laku: metoda modular pada pembentukan sistem artificial intellgence secara manual
Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau
pembelajaran interaktif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem
koneksionis). Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan
dengan artificial intellegence non-simbolis, artificial intelligence yang tak
teratur dan perhitungan lunak. Metoda-metoda pokoknya meliputi:
- Jaringan Syaraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
- Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
- Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti
Dalam perkembangannya kecerdasan buatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
- Sistem Pakar (Expert System), komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar.
- Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), user dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari, misal bahasa inggris, bahasa indonesia, dan sebagainya.
- Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), manusia dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan suara.
- Robotika & Sistem Sensor.
- Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.
- Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih & mengajar.
- Game Playing.
- Soft Computing
Soft
computing merupakan sebuah inovasi dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem
yang memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi
dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan.
Soft computing mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan,
ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dan dikendalikan
dengan mudah agar sesuai dengan realita.
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Artificial Intelligence
Walaupun
perkembangan teknologi artificial intelligence dapat menggantikan posisi
manusia, bahkan dapat dikatakan lebih pintar dari manusia, tetapi tetap saja
perkembangan teknologi dengan menggunakan articial intelegensi tetap memiliki
kekurangan dan keterbatasan.
Berikut ini
adalah kelebihan dan kekurangan dari artificial intelligence:
Kelebihan Artificial Intelligence
- Kemampuan menyimpan data yang tidak terbatas (dapat disesuaikan dengan kebutuhan).
- Memiliki ketepatan dan kecepatan yang sangat akurat dalam system kerjanya
- Dapat digunakan kapan saja karena tanpa ada rasa lelah atau bosan
Kekurangan Artificial Intelligence
- Teknologi artificial intelegensi tidak memiliki common sense. common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini hanya dimiliki oleh manusia.
- Kecerdasan yang ada pada artificial intelligence terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi artificial intelligence tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya.
Kelebihan
dan kekurangan artificial intelligence dibandingkan dengan otak manusia, dalam
hal waktu tunda propagasi Oleh karena itu manusia kalah dalam kecepatan
perhitungan numerik. Dalam aspek lainnya otak manusia jauh di atas angin,
terutama dalam tata letak dan jumlah elemennya. Sedangkan metoda pemrosesan
secara paralel dalam komputer dikembangkan untuk menggantikan kedudukan
manusia.
F.
Dampak
Artificial Intelligence Terhadap Kehidupan Manusia
Kecerdasan
buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia.
Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walau pun
menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia,
tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan
buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan/ mendapatkan sesuatu
(teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi
karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan
sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada
keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya
mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai
rasa lelah. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan
frekuensi 4 GHz. Komputer juga tidak mempunyai rasa capai walau pun harus
mengolah data yang sama berulang-ulang.
Saat ini
sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh
manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau
pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras
untuk mengalahkannya. Contoh lain ada di industri otomotif. Adanya teknologi
komputer yang mampu mengolah data dengan cepat atau alat yang dipakai untuk
memberikan peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya
tabrakan.
Berbagai
macam teknologi yang menggunakan artificial intelligence juga telah
ditingkatkan untuk mengembangkan kendaraan otomatis yang dalam penggunaannya
dapat berfungsi tanpa bantuan manusia. Contoh fungsi dari kendaraan otomatis
ini adalah untuk menjelajahangkasa luar, seperti menjelajahi planet-planet.
Kendaraan ini mungkin dibuat dari rangkaian komponen hardware dan sebuah
program kecerdasan buatan yang dapat memproses informasi. Gabungan dari
software computer dan hardware ini juga dapat membuat kendaraan yang bisa
digunakan di bumi.
Kemajuan
dari sistem kecerdasan buatan ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada manusia.
Bagi kelompok yang menentang adanya kecerdasan buatan percaya bahwa dengan
adanya kecerdasan buatan, akan terdapat beberapa dampak dalam kehidupan
manusia. Mesin-mesin yang memiliki kecerdasan buatan dapat mengurangi jutaan
kesempatan kerja manusia. Selain itu juga terdapat ketakutan bahwa sistem
kecerdasan buatan ini, termasuk robot, mengurangi kita sebagai manusia. Sistem
dasar dari kecerdasan buatan ini juga telah meningkatkan ketakutan bahwa
mesin-mesin dapat menambah jumlah kerusakan.
Pendukung
dari kecerdasan buatan telah menyatakan argumen balasan bahwa alat dari bidang
kecerdasan buatan hanyalah sebuah alat yang tidak akan menggantikan fungsi
manusia. Kecerdasan buatan tidak akan mengurangi kemanusiaan
kita, melainkan akan meningkatkan kehidupan kita, contohnya adalah penderita
kanker akan mendapat keuntungan, dan pengenalan kalimat dan sistem perpaduan
dapat membantu seorang individu untuk mengkontrol lingkungannya.
Permasalahan :
Artificial
intelligence adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang hampir mirip dengan
otak manusia. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau
ketajaman dalam berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu
masalah. Apakah kecerdasan buatan (artificial intelligence) menduakan otak manusia, jelaskan alasannya? Bagaimana cara penerapan Artificial Intelegensia dalam pembelajaran kimia, apakah bisa seorang guru digantikan dengan kecerdasan robot? apakah pembelajaran akan berlangsung atau malah sebaliknya?
jika dikatakan menduakan itu tidak, karena robot bisa dirancang melebihi kemampuan otak. walaupun pada dasarnya robot dibuat dari gabungan otak manusia (ide, gagasan, kreativitas.
ReplyDeleteUntuk aplikasiannya dalam pembelajaran kimia yaitu pembelajran berbasis Quipper, dan yang terbarunya sekarang adanya ruang guru. untuk kedepannya mungkin saja pembelajaran menggunakan robot manusia untuk mengganti guru dikelas. bisa juga menggunakan gabungan virtual Reality dan augmented reality seprti pada game pokemon, namun hal ini bisa kita ubah fungsinya sehingga dijadikan media tambahan dalam pembelajaran kimia baik dalam teori dan praktek sehingga peserta didik merasakan sensasi di dalam ruangan praktikum
guru bisa digantikan dengan kecerdasan buatan (robot) tetapi tidak bisa memaknai arti sebuah guru yang asli dikelas. dimana robot tidak bisa merasakan emosi hal inilah yang membedakan robot dengan manusia. robot berdasarkan logika sedangkan manusia berdasarkan logika dan emosi
saya tertarik dengan pendapat saudari tri, "jika dikatakan menduakan itu tidak, karena robot bisa dirancang melebihi kemampuan otak" tetapi bukannya dengan robot itu dirancang melebihi kemampuan otak kita, bisa dikatakan otak robot itu sudah sama atau bahkan lebih baik dari otak kita? bahkan setiap diakses AI nya akan langsung otomatis sesuai dengan kebutuhan, sedangkan otak manusia kadang diakses sesuai kebutuhan ada yang lupa, bukankah itu sama artinya dengan menduakan otak manusia?
Deletemenambahkan pendapat tri, menuurut saya dengan adalnay robot /AI tidak bisa dikatakan dengan mendukan otak manusia karena menurut saya otak manusia tidak ada duanya. otak manusiamemiliki IQ, EQ, dan SQ (intellegent, emotional, spiritual Qoutient) yang tentu saja tidak dimiliki oleh robot buatan.
Deleteterimakasih tambahan pendapatnya saudari rini, saya setuju dengan pendapat saudari karena memang pada dasarnya robot memang memiliki sekumpulan ilmu yang diperlukan yang terekam dengan jelas di memory namun mereka tidak memiliki rasa/emosional intelegensi dan SQ
DeleteSaya setuju dengan pendapat saudari tri dan rini
DeleteKecerdasan Buatan (artificial intelligent) adalah penggunaan komputer, yang mana meniru atau menduakan fungsi otak manusia. Sistem Kecerdasan buatan tidak diharap menggantikan manusia sebagai pembuat keputusan, tetapi sebaliknya mereplikakan butirannya, dengan keadaan jelas. Umumnya bidang kecerdasan buatan termasuklah beberapa jenis komponennya. Hanya diringkaskan seperti berikut: Sistem pakar, Robotik, Sistem penglihatan, Sistem Pemprosesan Bahasa Tabu, Sistem Pembelajaran dan Rangkaian neural. Jadi, gimana kita sebagai manusia yang dianugrahi sumber pemikiran ” OTAK”? Mau di duakan??? Pliss deh ,
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesaya setuju dengan pendapat trik, dibilang menduakan otak manusia itu tidak, karena Artificial intelligence/kecerdasan buatan ini proses pembuatanya menggunakan data-data/informasi yang memungkinkan menjawab pertanyaan dari permasalahan.
ReplyDeleteselanjudnya untuk penerapan Artificial intelligence dalam pembelajaran kimia menurut saya tentu saja sudah ada sejak perkembangan teknologi contohnya seperti pengembangan media pembelajaran kimia, alat-alat seperti FTIR, optical power meter, thermometer dan lain sebagainya yang tentunya dapat mengantikan guru dalam menjelaskan pada bagian materi, dan pembelajaran akan terus berlangsung, karena belajar bukan hanya dikelas saja.
dibilang menduakan otak manusia itu tidak, karena Artificial intelligence/kecerdasan buatan ini proses pembuatanya menggunakan data-data/informasi yang memungkinkan menjawab pertanyaan dari permasalahan. tetapi bukannya dengan "robot/ alat AI" itu dirancang melebihi kemampuan otak kita, bisa dikatakan otak robot itu sudah sama atau bahkan lebih baik dari otak kita? bahkan setiap diakses AI nya akan langsung otomatis sesuai dengan kebutuhan seperti yang anda katakan yang memungkinkan menjawab pertanyaan dari permasalahan, sedangkan otak manusia kadang diakses sesuai kebutuhan ada yang lupa, bukankah itu sama artinya dengan menduakan otak manusia?
Deletesaya sependapat dengan kak esa, bahwa bukan tidak mungkin manusia dapat digantikan fungsinya oleh robot, namun menurut saya tidak semua fungsi dan peran manusia dapat digantikan perannya oleh robot , karena pada hakikatnya robot hanya lah sebuah alat bantu dalam penyelesaian tugas manusia, manusia tetaplah manusia dan makhluk paling sempurna yang dicipkan tuhan dengan kelebihan akal pikiran (meliputi IQ,EQ dan SQ). Artificial intelligence/kecerdasan buatan ini proses pembuatanya menggunakan data-data/informasi yang memungkinkan menjawab pertanyaan dari permasalahan.
DeleteMenurut saya tidak bisa menduakan otak manussia karena Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
ReplyDeleteKecerdasan yang ada pada artificial intelligence terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi artificial intelligence tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya.
Teknologi artificial intelegensi tidak memiliki common sense. common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini hanya dimiliki oleh manusia. Jadi tidak sepenuhnya AI bisa menggantikan manusia, Karena Kelebihan dan kekurangan artificial intelligence dibandingkan dengan otak manusia, dalam hal waktu tunda propagasi Oleh karena itu manusia kalah dalam kecepatan perhitungan numerik. Dalam aspek lainnya otak manusia jauh di atas angin, terutama dalam tata letak dan jumlah elemennya. Sedangkan metoda pemrosesan secara paralel dalam komputer dikembangkan untuk menggantikan kedudukan manusia.
Dalam pembelajaran kimia tentu peran guru tidak bisa di gantikan oleh robot. Karena mereka tersystem kemampuannya jdi adanya batas dalam kemampuan robot itu walaupun sudah dibuat secanggih apapun. Tetap butuh perannya guru atau manusia karena otak manusia tidak ada duanya dibandingkan teknologi.
saya setuju dengan pendapat dian bahwa tidak bisa menduakan otak manussia karena Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
DeleteKecerdasan yang ada pada artificial intelligence terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi artificial intelligence tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya.Teknologi artificial intelegensi tidak memiliki common sense. common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini hanya dimiliki oleh manusia. Jadi tidak sepenuhnya AI bisa menggantikan manusia, Karena Kelebihan dan kekurangan artificial intelligence dibandingkan dengan otak manusia, dalam hal waktu tunda propagasi Oleh karena itu manusia kalah dalam kecepatan perhitungan numerik.
menurut saya tidak karena dalam kecerdasan buatan ini, konsep dasarnya adalah AI tidak memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri, seperti manusia. sehingga AI tidak secara spontan dalam menanggapi permasalahan. atau bisa dikatakan AI belum mempunyai naluri seperti manusia. tetapi jika dilihat dari kapasitas otak, AI bisa menjadi lebih unggul karena
ReplyDeleteKecerdasaan alami yg dimiliki manusia bisa berubah karena sifat manusia yang memiliki kemungkinan untuk lupa.
kecerdasan yang dimiliki manusia lebih lambat jika di bandingkan dengan kecerdasan buatan. pembelajaran bisa berlangsung jika guru mampu mengembangkan AI sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga nantinya jika ada pertanyaan" terbaru dari siswa, guru mampu memprediksi dan memberikan jawabannya yg disisipkan ke AI
menaggapi permasalahan tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat menduakan otak manusia, menurut saya tidak, karena ada beberapa kemampuan pada otak manusia yang tidak dapat dimiliki oleh kecerdasan buatan. salah satunya yaitu otak manusia memiliki kemapuan untuk lebih kreatif karena manusia memiliki kemampuan untuk menambah pengetahuan, belajar dari pengalaman dan lingkungan, sedangkan Kecerdasan buatan harus bekerja dengan input-input simbolik dan sangat terbatas.
ReplyDeletesependapat dengan fira dimana apakah kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat menduakan otak manusia,,, menurut saya tidak, karena ada beberapa kemampuan pada otak manusia yang tidak dapat dimiliki oleh kecerdasan buatan. salah satunya yaitu otak manusia memiliki kemapuan untuk lebih kreatif karena manusia memiliki kemampuan untuk menambah pengetahuan, belajar dari pengalaman dan lingkungan, sedangkan Kecerdasan buatan harus bekerja dengan input-input simbolik,sangat terbatas dan dibawah kontrol
DeleteSaat ini ada banyak sekali riset yang menunjukkan betapa teknologi semakin berkembang dan lambat laun akan menjadi semakin canggih. Sebuah riset dari Martin Oxford School baru-baru ini juga mengeluarkan sebuah laporan yang memperkirakan bahwa hampir 47% pekerjaan di Amerika Serikat berisiko untuk mengalami automasi sebagai akibat dari perkembangan teknologi. Meski fakta-fakta yang dijabarkan ini sebagian besar memang benar, namun sebagai manusia kita pun patut melihat perkembangan teknologi ini dari dua sisi dengan tidak mengabaikan hal-hal lain. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Martin Oxford School, disebutkan bahwa 47% pekerjaan di Amerika Serikat terancam mengalami automasi. Di satu sisi hal ini mungkin menjadi ancaman bagi manusia. Kita barangkali boleh berpikir, jika semua sudah mengalami automasi, lantas manusia mengerjakan apa? Namun, di sisi lain, kita juga harus berpikir bahwa proses automasi tentunya membutuhkan berbagai pertimbangan terutama dari segi teknis, sosial, serta ekonomi.
ReplyDeleteSebagai contoh, dalam laporan yang sama tersebut disebutkan bahwa ada kemungkinkan hingga 92% pekerjaan memperbaiki sepeda dapat dilakukan secara otomatis. Tetapi angka ini tentu tidak menghitung secara menyeluruh dari faktor ekonomi berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga manusia dan mesin apabila pekerjaan untuk perbaikan sepeda dilakukan secara otomatis. Barangkali sepintas sebagai manusia kita merasa terancam dengan hadirnya mesin ini. Namun, di satu sisi kita juga harus berpikir bahwa apa yang menjadi input dari machine learning ini juga berasal dari manusia. Oleh karena itu, di balik setiap automasi sebenarnya tetap dibutuhkan manusia sebagai “otak” dan posisi ini tidak akan bisa tergantikan.
Jadi, bisa saja suatu hari nanti peran guru tergantikan oleh AI. Namun kita harus memepertimbangkannya dari segi lain salah satu ekonomi, karena proses automasi pekerjaan dari tenaga manusia menjadi mesin cendrung meningkatkan pembiayaan. dan lagi AI memang canggih dan cerdas mungkin pembelajaran yang keluar dari AI tidak ada salah sedikitpun namun apakah AI bisa mengajarkan bude pekerti kepada siswa, sedangkan pandangan budi pekerti setiap manusia berbeda-beda dan guru sejati saja masih sulit mengajarkan budi pekerti apalagi AI
AI itu sendiri dibuat oleh manusia, untuk menggantikan manusia. bagaimana sesuatu bisa menggantikan fungsi manusia. namun tidak semua hal bisa dilakukannnya. karena apa yang dirancang oleh manusia itu lah yang bisa dilakukan, tidak ada nya sifat kreatif seperti otak manusia.
ReplyDeletemenurut saya AI itu dibuat oleh siswa, untuk membantu manusia/ mempermudah kinerja manusia. kelemahan dan kekurangan pasti ada, tetapi dengan kemajuan teknologi semuanya akan terminimalisir dan tugas kita adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi agar kita tidak merasa tergantikan AI ini.
ReplyDelete