1.
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai
dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai
sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan
ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam
skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan
kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran
merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk
sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Sementara itu desain
pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005) adalah pengembangan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut
mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Pendapat yang lebih spesifik
dikemukakan oleh Gentry (1985: 67), bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan
proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai
tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk keefektifan pencapaian
tujuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan
desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan
isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif
antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari
pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang
"perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah
teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru,
atau dalam latar berbasis komunitas.
2.
Komponen utama desain pembelajaran
Komponen utama
dari desain pembelajaran adalah:
a. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah
penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
b. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang
perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
c. Analisis Pembelajaran, merupakan proses
menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
d. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara
makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar
mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada
pembelajar
e. Penilaian Belajar, tentang pengukuran
kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
3. Desain Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran merupakan satu
kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik,
kurikulum,bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran,
fasilitas, lingkungan dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya
dipersiapkan atau dirancang (desain) sesuai dengan program pembelajaran yang
akan dikembangkan.
Reigeluth (1999) menjelaskan bahwa
“desain pembelajaran sebagai ilmu kadang disamakan dengan ilmu pembelajaran”.
Kedua disiplin ini menaruh perhatian yang sama pada perbaikan kualitas
pembelajaran. Namun para ilmuwan pembelajaran lebih menfokuskan pada pengamatan
hasil pembelajaran yang muncul akibat manipulasi suatu metode dalam kondisi
tertentu, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori pembelajaran
(preskriptif). Bagi perancang lebih menaruh perhatian pada upaya untuk
menggunakan teori-teori pembelajaran yang dihasilkan oleh ilmuwan pembelajaran
untuk memperoleh hasil yang optimal memalui proses yang sistematis dan
sistemik.
Untuk mendesain pembelajaran harus
memahami asumsi-asumsi tentang hakekat desain sistem pembelajaran,
Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain system pembelajaran
sebagai berikut: (1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada pengetahuan
tentang bagaimana seseorang belajar, (2) desain sistem pembelajaran diarahkan
kepada peserta didik secara individual dan kelompok, (3) hasil pembelajaran
mencakup hasil langsung dan pengiring, (4) sasaran terakhir desain sistem
pembelajaran adalah memudahkan belajar, (5) desain sistem pembelajaran mencakup
semua variabel yang mempengaruhi belajar, (6) inti desain sistem pembelajaran
adalah penetapan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media,
skenario, sumber belajar, sistem penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen yang terdapat di dalam
desain sistem pembelajaran biasanya digambarkan
dalam bentuk yang direpresentasikan dalam bentuk grafis atau flow chart. Model
desain sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang
perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien
dan menarik. Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2001) desain sistem pembelajaran
ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau pelaksana kegiatan
pembelajaran dalam memahami kerangka teori lebih baik dan menerapkan teori
tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif, efisien,
produktif dan menarik.
Desain sistem pembelajaran berperan
sebagai alat konseptual, pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang,
menciptakan, mengevaluasi program pembelajaran, dan program pelatihan. Setiap
desain sistem pembelajaran memiliki keunikan dan perbedaan dalam langkah-langkah
dan prosedur yang diterapkan. Perbedaan pemahaman terletak pada istilah-istilah
yang digunakan.
Namun demikian, model-model desain
tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam upaya merancang program
pembelajaran yang berkualitas. Fausner (2006) berpandangan bahwa seorang
perancang program pembelajaran tidak dapat menciptakan program pembelajaran
yang efektif, jika hanya mengenal satu model desain pembelajaran. Perancang
program pembelajaran hendaknya mampu memilih desain yang tepat sesuai dengan
situasi atau setting pembelajaran yang spesifik. Untuk itu diperlukan adanya pengetahuan
dan pemahaman yang baik tentang model-model desain sistem pembelajaran dan cara
mengimplementasikannya.
Untuk merancang dan mengembangkan
sistem pembelajaran, dipengaruhi oleh beberapa komponen sebagai berikut:
a. Kemampuan awal peserta didik dan potensi yang
dimiliki
b. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) adalah
penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik
c. Analisis materi pembelajaran yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Analisis aktivitas pembelajaran, merupakan
proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
e. Pengembangan media pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, materi pembelajaran dan kemampuan peserta didik
f. Strategi pembelajaran, dapat dilakukan secara
makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar
mengajar.
g. Sumber belajar, adalah sumber-sumber yang
dapat diakses untuk memperoleh materi yang akan dipelajari
h. Penilaian belajar, tentang pengukuran
kemampuan atau kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik.
4. Dasar-dasar desain system pembelajaran
Teori-teori yang mendasari bidang desain system pembelajaran adalah sebagai berikut. :
a. Teori system/system theory
Teori system telah lama dimanfaatkan dan mampu memberikan kontribusi khusus terhadap pengembangan prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan desain system pembelajaran. Selain itu, teori system juga memberikan perspektif yang komprehensif bahwa pembelajaran adalah sebuah system dengan komponen yang memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Output dari sebuah komponen-komponen yang lain.
b. Teori komunikasi/ communication theory
Teori komunikasi telah memberikan sumbangan yang berharga yang mengenai prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk merancang pesan (message), baik verbal maupun visual. Teori komunikasi menyediakan model-model komunikasi yang di adaptasi untuk mendeskripsikan berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Model komunikasi yang sering di adaptasi untuk menjelaskan tentang bagaimana interaksi.
c. Teori belajar/ learning theory
Teori belajar berisi serangkaian pinsip terorganisasi yang menjelaskan tentang bagaimana individu belajar serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru. Teori belajar perlu dipahami agar perancang atau desainerprogram pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Teori-teori belajar yang bersifat penjelasan atau deskriptif, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi untuk memahami proses belajar lebih baik.
Teori belajar berisi prinsip-prinsip komprehensif tentang bagaimana individu melakukan proses belajar telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bidang desain system pembelajaran. Teori belajar juga menjelaskan tentang bagaimana individu belajar dan cara yang perlu ditempuh untuk memperoleh pengetahuan baru.
Secara umum, ada tiga teori belajar yang telah dikenal secara luas, yaitu teori belajar behavioristic, teori belajar kognitif, dan teori belajar humanistic. Ketiga teori ini memiliki fokus dan pandangan yang berbeda dengan tentang belajar. Ketiga teori tersebut sangat dominan untuk digunakan dalam mempelajari proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang.
• Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar ini menjelaskan tentang peranan factor eksternal dan dampaknya terhadap perubahan perilaku seseorang. Menurut penganut teori belajar behavioristic, belajar adalh pemberian tanggapan atau respon terhadap stimulus yang dihadirkan.
Menurut penganut teori belajar behavioristic, hasil dari proses belajar yaitu perilaku yang dapat diukur (measurable) dan diamati (observable). Proses belajar dilaksanakan dengan cara menciptakan kondisi yanf dapat memberi kemungkinan bagi individu untuk mendemonstrasikan sebuah perilaku dalam jangka waktu yang relative lama.
Tokoh-tokoh peneliti dalam rumpun teori belajar behavioristic antara lain Edward L. Thorndike dengan teori connectionism:Pavlov denga teori classical conditioning: dan B.F. Skinner denga teori operant conditioning. Konsep penting yang dapat disimpulkan dari ketiga teori belajar perilaku ini adalah hanya konsep reward dan punishment yang digunakan dalam mengukuhkan perilaku spesifik yang merupakan hasil belajar.
• Teori Belajar Kognitif
Teori belajar ini berpandangan bahwa belajar merupakan proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori belajar kognitif mempelajari model dan proses mental seoerti berfikir, mengingat, dan memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Woolfolk (2004) bahwa teori belajar kognitif sebagai pendekatan umum yang memandang belajar sebagai proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan informasi dan pengetahuan.
Dalam menempuh proses pembelajaran, siswa tidak hanya bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Siswa mencari infomasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan menyusun pengetahuan tersebut untuk memperoleh sebuah pemahaman baru ( new insight).
• Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistic menggunakan pendekatan motivasi yang menekankan pada kebebasan personal, penentuan pilihan, determinasi diri, dan pertumbuhan individu. Teori belajar humanistic berpandangan bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih banyak ditekankan pada aspek kognitif semata, sementara aspek afektif dan psikomotor menjadi terabaikan. Tugas utama seorang pendidik membantu individu agar berkembang secara sehat dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya
d. Teori pembelajaran/ instructional theory
Teori pembelajaran atau instructional theory memberi konstribusi berupa studi dan preskripsi tentang kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif. Dengan kata lain, teori pembelajaran senantiasa berfokus pada kondisi-kondisi yang mebuat proses belajar dapat berlangsung lebih optimal dalam diri seseorang, teori pembelajaran ini lebih berperan sebagai resep (prescriptive) yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Permasalahan :
Desain sistem pembelajaran merupakan sebuah proses yang berulang, proses desain pembelajaran yang berlangsung secra berkesinambungan dalam menerapkan komponen-komponen dasar kurikulum, menurut anda bagaimanakah gambaran desain sistem pembelajaran untuk siswa agar bisa mengasah kemampuan memecahkan masalah? Kemudian diketahui desain sistem pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran mendapat tujuan yang optimal, tujan yang dibahas disini apakah tujuan kurikulum? Apakah tujuan pembelajaran? Tolong berikan gambarannya!
Desain sistem pembelajaran merupakan sebuah proses yang berulang, proses desain pembelajaran yang berlangsung secra berkesinambungan dalam menerapkan komponen-komponen dasar kurikulum, menurut anda bagaimanakah gambaran desain sistem pembelajaran untuk siswa agar bisa mengasah kemampuan memecahkan masalah? Kemudian diketahui desain sistem pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran mendapat tujuan yang optimal, tujan yang dibahas disini apakah tujuan kurikulum? Apakah tujuan pembelajaran? Tolong berikan gambarannya!
saya akan menjawab pertanyaan melda tujuan yang dibahas disini apakah tujuan kurikulum? Apakah tujuan pembelajaran?
ReplyDeletemenurut aya tujuan yang dibahas adalah ke dua-duanya karena pada dasarnya tujuan desain intstruksional dan tujuan kurikulum karena pada dasarnya keduanya saling terkait dan saling mensupport satu sama lain
Saya setuju dengan pendapat saudari rini,
DeletePada dasarnya tujuan desain intstruksional dan tujuan kurikulum karena pada dasarnya keduanya saling terkait dan saling mensupport satu sama lain
Saya juga sependapat dengan teman teman bahwa tujuan yg di bahas disini adalah merangkap atau bisa di sebut dgn instruksional. Dimana yg di bahas adalah kedua duanya dan saling berkaitan untuk 1 tujuan umum. Yaitu tujuan pendidikan nasional
Deletemenanggapi permsalahan kak melda tentang bagaimanakah gambaran desain sistem pembelajaran untuk siswa agar bisa mengasah kemampuan memecahkan masalah?
ReplyDeletemenurut saya dapat dilakukan dengan menggunakan model pemeblajran kooperatif salah satu contohnya PBl karena melalui model ini ada bebrapa keuntungan untuk melatih kemampuan siswa yaitu
1. dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimiliki atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan;
2. dalam situasi PBL peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan; dan
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
saya setuju dengan pendapat fira bahwa pada sarnya setiap kita membuat desain kemudian kita ujikan pasti ada problematika. nah problematika itu nanti kita evaluasi makanya desain itu cara kerjanya berulang dan berkesinambungan
Deletesaya setuju dengan pendapat kak fira, bahwa mengasah kemampuan memecahkan masalahapat dilakukan dengan menggunakan model pemeblajran kooperatif salah satu contohnya PBl karena melalui model ini ada bebrapa keuntungan untuk melatih kemampuan siswa
Deletesaya setuju dengan pendapat teman-teman bahwa dengan mengguanakn model PBL dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah dan PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok
Deletemenurut saya, desain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan student centered learning dan pendekatan saitifik menggunakan model problem based learning. karna dari model ini telah disusun langkah/ sintaks pembelajaran agar siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri.
ReplyDeletemenurut saya tujuan yang dimaksud adalah tujuan instruksional (pembelajaran) dimana pada tujuan instruksional adalah tujuan yang diinginkan ada pada diri siswa.
Saya setuju dengan pendapat teman-teman sebelumnya dimana tujuan yang dibahas yaitu mencakup dua duanya yakni tujuan instruktrional yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Lalu suatu desain sistem pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah yaitu dengan disisipi berbasis Model PBL, CTL, Discovery yang memunculkan gagasan atau ide dari jalan mengamati
ReplyDeletebenar sekali, tujuan yang dibahas yaitu mencakup dua duanya yakni tujuan instruktrional yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Lalu suatu desain sistem pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah yaitu dengan disisipkan berbasis Model PBL, CTL, Discovery yang memunculkan gagasan atau ide dengan cara mengamati / observasi
Deletesaya sependapat dengan saudari rifani yang menyatakan "tujuan yang dibahas yaitu mencakup dua duanya yakni tujuan instruktrional yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Lalu suatu desain sistem pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah yaitu dengan disisipi berbasis Model PBL, CTL, Discovery yang memunculkan gagasan atau ide dari jalan mengamati". dengan demikian tujuan pembelajaran dalam k13 dapat tercapai dengan baik.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemenurut saya juga desain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan student centered learning dan pendekatan saitifik menggunakan model problem based learning.Problem solving ability adalah kemampuan untuk mengidentifikasi lalu memberikan beberapa solusi alternative untuk masalah yang dihadapi dan memilih pilihan atau keputusan yang terbaik atau kemampuan untuk mengidentifikasi komponen sistem yang menyebabkan kesalahan, serta pilihan yang tersedia untuk memecahkan masalah itu dan menyelesaikan tugas.
ReplyDeletemenjawab pertanyaananda tentang tujuan. adapun tujuan yang dibahas disini yaitu mencakup tujuan kedua duanya yakni tujuan instruksional yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. kedua tujuan ini tentulah mendukung satu sama lainnya, tidak mungkin bertolak belakang
ReplyDelete